Blossom Tears (Chapter2)
Starring :
Kim Myungsoo (Infinite), Jung Soojung (Fx), Kang Minhyuk (CNBlue),
Supported :
Nam Woohyun (Infinite), Park Eunrin (OC)
Oneshoot | Romance, Sad, Angst, AU | PG-17
Sound Recommended : Lyn ft Leo Vixx – Blossom Tears, Vixx LR – Beautiful Liar, day6 – Congratulation
Disclaimer :
Story dan poster murni buatanku, so don’t copas and don’t be silent readers ya.. semoga suka dan maaf banget kalo karakter mereka disini OOC banget.. ini pure author mencoba membangun karakter baru,
RCL
Summary:
Perpisahan bukanlah solusi
Kebahagiaan bukanlah alasan
Kebersamaan adalah yang utama
.
.
.
.
.
.
–Blossom Tears–
“kau? Tahu dari mana soal itu?”
Kim Myungsoo menatap kosong gadis yang ia cintai, gadis yang mampu membuatnya bertahan sampai sekarang. Gadis yang membuat hati dan perasaannya tenang, meski terkadang penyakit itu tidak bisa ia control.
“oppa, apa itu benar?” Soojung bertanya menunduk takut.
“darimana? Dari mana kau tahu?” Myungsoo melemah, ia hampir saja terjatuh karena tak kuat, bagaimana Soojung bisa tahu soal penyakitnya?
“oppa katakan saja apa itu benar? Kenapa kau tak pernah bicara apapun soal penyakitmu?” Soojung berteriak frustasi, bahkan kini ia menangis.
Myungsoo semakin menatap gelap, pandangannya benar-benar tak tentu arah.
“kau bilang kau akan menikah denganku ? tapi kenapa kau tidak pernah bicara apapun soal dirimu dan masalahmu? Sebenarnya apa yang kau mau oppaaaa????” Soojung kembali histeris.
Sudah cukup, sudah cukup ia memendam semua perasaannya selama ini, ia hanya ingin Myungsoo mau jujur dan terbuka, ia mencintai Myungsoo apapun keadaanya. Dan ia hanya ingin kejujuran dan keterbukaan dari laki-laki itu.
Myungsoo tak bisa berkata apa-apa, laki-laki itu hanya diam terduduk dengan pandangan kosong. Soojung mendengus melihatnya,
“kalau kau memang tidak mau berkata apapun soal itu, aku menyerah oppa, kurasa aku tidak bisa melanjutkan ini”
Myungsoo mengangkat kepalanya menatap perih kearah Soojung, sementara Soojung mengalihkan pandangnya, ia tidak sanggup melihat Myungsoo sekarang. Sesungguhnya,
“Soojung-ah”
Lirihan Myungsoo benar-benar terasa menyayat hati, bahkan dirinya sendiri benci, karena ia tidak mampu mengatakan apa yang ada dipikirannya, lidahnya kelu tak mampu mengeluarkan apa-apa .
Bahkan kini, ia hanya bisa melihat Soojung melenggang pergi keluar apartemen tanpa bisa menghentikannya walau ia mau,
“kajjimaaa~~”
Lirihan Myungsoo berhasil menghentikan langkah Soojung, gadis itu pun menoleh dan menjatuhkan air matanya,
“jaga dirimu oppa, aku mencintaimu” ujar Soojung dan benar-benar pergi keluar dari apartemen itu.
Satu tetes air mata pilu pun keluar dari pelupuk mata Myungsoo .
***
Woohyun berlari secepat mungkin membelah lautan manusia yang tengah bersenang-senang tidak jelas didalam club ini, sesekali, lelaki itu menutup mulutnya karena tidak tahan dengan bau alcohol bercampur parfum menyengat. Ia adalah laki-laki berusia 25 tahun yang tidak pernah meminum alcohol apalagi datang ke Club malam seperti ini. Tapi hari ini, karena ulah sahabatnya, ia terpaksa harus menjajakkan kaki disini.
Mata sayu milik Woohyun membidik orang yang membuatnya berada disini, diujung Bar, Kim Myungsoo tengah meneguk minumannya dengan pandangan kosong dan penampilan yang amat menyedihkan.
Segera Woohyun menghampiri Myungsoo . Laki-laki itu mendengus saat mencium bau alcohol semakin dekat dengan Myungsoo . Ia ternganga lebar melihat seberapa banyak botol wine yang sudah sahabatnya itu habiskan.
“Yaaaaaaaa…..” Woohyun berteriak kesal, ia pun mengambil alih gelas yang hendak digunakan untuk minum oleh Myungsoo
Myungsoo menoleh dan memandang tak suka kearah Woohyun yang menganggu kegiatannya.
“ahh waeeee????”
Dengan kasar, Myungsoo menghempas tangan Woohyun .
“aishhh,, kau ini benar-benar menyusahkann, pantas saja Soojung meninggalkanmu” gerutu Woohyun.
Namun, wajah Woohyun berubah penuh sesal, ketika Myungsoo hanya diam membeku mendengar nama Soojung. Dengan kikuk ia mendekat kearah Myungsoo dan merangkul bahu sahabatnya itu, Sementara Myungsoo menangis, ia meraung menangis meluapkan semua perasaannya dalam rangkulan sahabat.
Woohyun menghembuskan napas dan menepuk-nepuk bahu Myungsoo mencoba menenangkan.
***
Ditempat lain, Soojung tengah menatap gelisah sebuah kotak cincin dan gaun pengantin dihadapannya. Matanya perih dan begitu juga hatinya,
“kau yakin mau menerima Minhyuk oppa? Kau yakin kau benar-benar akan meninggalkan Myungsoo Oppa?” Eunrin bertanya dengan lembut dan penuh pengertian sesama sahabat.
Soojung menghembuskan napas dalam, “aku tidak tahu”
“Soojung-ah, kau harus bisa menafsirkan perasaanmu, aku dan Woohyun Oppa tidak bisa bantu apapun, kami tahu kau dan Myungsoo oppa saling mencintai, lalu kenapa bisa sampai begini??”
Ya, eunrin memang tidak pernah tahu apa masalah diantara Myungsoo dan Soojung sampai bisa berpisah seperti sekarang. Tidak ada yang tahu tentang penyakit kejiwaan yang diderita Myungsoo selain Soojung dan Woohyun.
Helaan napas Soojung menjadi isyarat betapa sedang terpuruknya dia. Eunrin tak berani lagi bicara banyak, biar bagaimanapun, Soojung tidak mungkin mengambil keputusan tanpa alasan. Dan eunrin meyakinkan dalam hatinya, jika keputusan Soojung menerima Minhyuk sebagai calon pendamping pasti juga memiliki alasan yang kuat.
Karena tidak mungkin, Soojung merelakan perasaannya yang ia pertahankan untuk Myungsoo begitu saja. Jika tidak ada alasan yang kuat.
***
Kang Minhyuk berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit, ia baru saja ditelfon bahwa ada seorang pasien yang datang dan memberontak memanggil namanya.
BRAAKKKK
PRANGGGGG
Bunyi benturan alat rumah sakit dengan lantai menggema keras,
“ada apa ini?”
Sesosok laki-laki tampan dengan wajah dingin menatap sinis Minhyuk yang baru saja tiba,
“Kauu!!” tunjuk laki-laki itu, yang Minhyuk tau siapa dia,
Kim Myungsoo .
Minhyuk menatap sengit Myungsoo , “apa yang kau lakukan disini?”
Dengan tak terduga, Myungsoo menarik kerah kemeja Minhyuk dan melayangkan tinjuannya.
BUGGHH
“APA YANG KAU BICARAKAN PADA SOOJUNNNGG????????”
Minhyuk tersenyum sinis dan mengusap sedikit bibirnya yang terluka akibat pukulan keras Myungsoo .
“kenapa kau bertanya padaku? Seharusnya kau Tanya sendiri pada dirimu” ujar Minhyuk .
Myungsoo menggeram kesal, tangannya mengepal kuat, ia kembali hendak melayangkan tinjunya. Tapi, Woohyun datang tepat waktu. Sempat terjadi adu tenaga diantara kedua sahabat itu, hingga dengan terpaksa Woohyun menyuntikkan sesutau kepada Myungsoo .
Membuat Myungsoo melemah dan lama kelamaan tak sadarkan diri.
“mianhe, chingu” tutur Woohyun.
Hancur
Kim Myungsoo benar-benar Hancur
Ia hidup, tapi seperti mati.
Tidak ada lagi tujuan untuknya hidup, terapi untuk pengobatan kejiwaannya pun ia sudah tidak peduli.
Dan yang lebih parah, sudah terhitung hampir dua kali pria itu berusaha membunuh dirinya sendiri.
Woohyun, sebagai satu-satunya sahabat yang mengetahui bagaimana dan keadaan yang dialami Myungsoo pun tak dapat berbuat banyak. Ia sudah berusaha bicara pada Soojung, agar gadis itu mau kembali menolong Myungsoo . Tapi nyatanya, gadis itu justru menerima lamaran orang lain.
***
Soojung mengusap berkali-kali keringat yang keluar dari dahi Myungsoo . Sembari menitihkan air mata, gadis itu tak henti mengecek suhu tubuh Myungsoo . Tapi juga tak menunjukkan kemajuan. Suhu tubuh Myungsoo masih sangat panas, beberapa kali pria itu juga meracau tak jelas dalam tidurnya. Sudah hampir 12 jam sejak Myungsoo tak sadarkan diri akibat suntikan yang diberikan Woohyun.
“sebenarnya apa yang kau suntikkan? Kenapa oppa belum bangun juga” Soojung panik, bahkan tangannya terlihat begitu gemetar melihat Myungsoo terkapar diatas ranjang tak bisa berbuat apa-apa.
“aku hanya menyuntikkan obat penenang, Soojung, itu tidak bahaya. Sebentar lagi juga dia sadar” ujar Woohyun sedikit tak terima dengan nada Soojung yang seolah menuduhnya melakukan macam-macam.
“tapi kenapa sampai sekarang belum sadar?” Soojung terisak, ia menundukkan wajahnya dan beberapa kali mengecupi tangan Myungsoo . Berharap Myungsoo merespon dengan menggerakkan tangannya atu mungkin membuka mata.
“kau harus bersabar, sudahlah sebentar lagi juga dia sadar, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ada urusan yang harus kuselesaikan. Aku titip Myungsoo ” Woohyun lantas berdiri dan melangkah keluar kamar.
Soojung hanya diam, ia juga sudah ada janji dengan Minhyuk , tapi tidak mungkin dirinya pergi meninggalkan Myungsoo yang sedang sakit.
Gadis itu pun memutuskan mengirim beberapa pesan singkat pada Minhyuk , dan memilih berdiam disini, sampai Myungsoo sadar. Ia akan pergi setelahnya, ia janji.
Melihat wajah damai Myungsoo ketika tertidur membuat Soojung getir, sekali lagi perasaan ragu kembali menggerayangi pikirannya. Apa keputusan yang ia ambil sudah benar? Apa semua akan baik-baik saja jika ia meninggalkan Myungsoo ? . jika dipikirkan kembali, Soojung juga amat ingin kembali pada Myungsoo . Tapi, ia tidak mau menjalani hidup dengan orang yang tidak ingin berbagi dengannya. Ia tidak mau bersama dengan orang yang tidak terbuka dengannya. Dan semua itu, selalu ia dapatkan dari Myungsoo .
Sesuatu bergerak, Soojung mengangkat wajahnya yang menunduk. Ia melihat tangan Myungsoo mulai bergerak, Soojung tersenyum senang, dan tak lama juga, kedua bola mata Myungsoo pun terbuka.
Dan saat itu, tatapan mereka saling bertemu. Tatapan lemah Myungsoo dan tatapan kerinduan Soojung. Tak ada satu pun yang memulai bersuara, tak dari Soojung yang setidaknya menanyakan keadaan Myungsoo . Tak juga dari Myungsoo yang menanyakan kenapa Soojung bisa disini,
Mereka berdua sama-sama lebih memilih diam, menikmati setiap perasaan yang menguar lewat tatapan masing-masing. Hingga pada akhirnya, Myungsoo bergerak lebih dulu.
Merengkuh Soojung, menariknya kedalam dekapannya, menangis dan mencium kepala Soojung. Sungguh, Myungsoo amat sangat merindukan gadisnya itu, ia mengakuinya, ia mencintai Soojung. Entah sejak kapan itu? Ia sendiri tidak tahu.
Soojung mendengar betul bagaimana Myungsoo sedikit terisak saat memeluknya, pedih? Tentu saja, Soojung pun akhirnya larut dan membalas pelukan Myungsoo . Mencoba memberi kekuatan kepada Myungsoo , dan berkata jika semua akan baik-baik saja.
“bogoshippeo” Myungsoo berkata lirih.
“nado”
***
“apa yang kau masak?”
Soojung tersenyum, “seperti biasa, kesukaanmu, omelet daging”
Myungsoo pun juga tersenyum, berjalan mendekat kedapur. Berdiri dibelakang Soojung yang sibuk dengan alat masak, memeluk gadis itu dari belakang dan menyenderkan kepalanya dibahu sang gadis.
“wae?” Soojung sedikit gugup.
“tidak, aku hanya senang, kau benar-benar kembali padaku kan?”
Soojung menunduk, matanya menyiratkan rasa bersalah. “sebaiknya, kau tunggu saja diruang tengah, sebentar lagi masakannya selesai”
Soojung melepas pelukan Myungsoo , menangkup wajah Myungsoo dan mencium sekilas pipinya. Myungsoo tersenyum senang,
“oke” Myungsoo pun menurut untuk menunggu diruang tengah, dan Soojung kembali melanjutkan masakannya.
Drtttt…
Sebuah pesan masuk diterima Soojung,
From : Minhyuk
“apa kau masih lama? Ini sudah hampir larut, tidak baik jika kau masih disana”
Soojung menghela napas, kemudian atensinya berpindah pada Myungsoo yang sibuk menggonta-ganti channel televisi. Ia menekankan dalam hati, kalau ia akan pergi setelah ini. Setelah ia memberikan undangan pernikahannya pada Myungsoo .
“waktunya makan” Soojung mengulas senyumnya sembari membawa senampan makanan untuk Myungsoo .
Pria yang sudah menunggu itu senantiasa menyambut dengan senang, kemudian pria itu dengan segera memakan makanan yang disediakan Soojung dengan lahap.
“hei.. pelan-pelan oppa” Soojung membersihkan sisa makanan ditepi bibir Myungsoo . Membuat pria itu tersenyum lebar memamerkan giginya dan senyum manisnya. Sungguh jika seperti ini Myungsoo benar-benar seperti anak kecil yang menggemaskan.
Perasaan hangat menjalar dihati keduanya, entah ini pengaruh penyakit multiple kepribadian yang dialami Myungsoo atau bukan, yang jelas Soojung nyaman. Ia senang Myungsoo nya kembali bermanja dengannya, tertidur dipangkuannya, dan tak berhenti bergelayut manja.
Soojung melirik jam dinding ketika dirasa sudah terlalu sore ia masih disini, lebih-lebih ponselnya sudah bergetar sejak tadi. Ia yakin jika Minhyuk sudah membawelinya.
“oppa”
“hmm”
“hm. Bisa kau bangun sebentar, aku ingin bicara sesuatu”
Myungsoo pun bangun dan mendudukkan diri disebelah Soojung. Menatap gadis itu dengan heran.
“ada apa?”
Soojung menggigit bibir bawahnya bingung harus memulai bicara dari mana, hingga pada akhirnya tangan Myungsoo menyentuh tangannya.
“tolong jangan katakan apa yang akan kau katakan” tatapan Myungsoo meneduh dan menyiratkan kepedihan seolah ia tahu apa yang akan Soojung katakan.
Butiran krystal itu pun akhirnya jatuh juga pelupuk mata Soojung, membuat Myungsoo gemetar dan menunduk. Takut, jika Soojung benar-benar akan meninggalkannya.
Dan tanpa diduga, keheningan diantara mereka setelahnya membawa serta sebuah undangan berwarna peach kearah Myungsoo .
Myungsoo melemas, ia menolak semua kenyataan ini,
“aku dan Minhyuk oppa akan segera menikah, kuharap kau bisa datang”
Diam
Hanya itu yang bisa Myungsoo lakukan, pikirannya terlalu keras berpikir. Dan hatinya tak mau menerima semua kenyataan ini.
“Soojung-ah, ini bohong kan? Ini mimpi kan?” nada Myungsoo mulai sedikit meninggi,
“aku serius, ini kenyataan”
Myungsoo lantas berdiri dan menghempas undangan itu hingga terjatuh dilantai. Matanya berkilat marah juga kecewa, dada bidangnya naik turun mengatur napas juga emosi yang meluap. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Soojung melakukan ini padanya? Apa karena ia gila? Astagaa… Myungsoo mengerang keras, menjambak rambutnya sendiri dan menangis.
Soojung tak mampu melihat Myungsoo seperti itu, ia pun memutuskan untuk segera pergi dari apartemen ini. Membiarkan Myungsoo sendiri, ia pikir Myungsoo akan menerima semuanya. Ia sudah memutuskan, dan ia tidak bisa lagi menarik keputusan itu. Myungsoo tetap Myungsoo . Dia akan selalu bersikap dingin dan tidak terbuka padanya, jika ini diteruskan, maka hanya akan kesakitan dan kekecewaan yang Soojung dapat.
***
“kau sudah memutuskan, tidak bisa kembali lagi”
“aku tahu, aku tahu”
Jung Soojung berteriak frustasi, ia menangis mengeluarkan segala yang membuncah dalam perasaannya. Tak mempedulikan Minhyuk yang sebenarnya juga tersakiti disini, siapa yang tidak sakit ketika kau akan menikah dengan seseorang yang masih memikirkan orang lain.
“aku tidak memaksa” ujar Minhyuk ,
Soojung mencoba meredam isakannya, tangannya kemudian terulur meraba perutnya yang masih rata dan ramping. Meraba nya hangat menyapa kehidupan yang tumbuh disana.
“kau bisa berjanji padaku oppa? Apa kau akan jadi ayah yang baik?”
“menurutmu? Laki-laki mana yang mau menerima anak dari laki-laki lain? Tapi karena itu kau, aku mau menerimanya. Aku mau menerima anak Myungsoo yang kau kandung itu” Minhyuk menghela napas berat.
Soojung menyadari perasaan terluka disetiap kata-kata Minhyuk , ya, seharusnya ia berterimakasih karena Minhyuk mau menerimanya. Minhyuk menawarkan dirinya menikah, disaat Minhyuk tahu, kalau dirinya sedang mengandung anak Myungsoo .
Dengan segala pemikirannya, Soojung menerima dengan baik niat baik Minhyuk . Tak dipungkiri, ia juga memikirkan jika anaknya lahir nanti tidak memiliki ayah, maka apa kata teman-teman anaknya? banyak hal buruk yang akan menimpa anaknya dan Soojung tidak mau itu terjadi.
dan tentu saja, ia tidak bisa bersama Myungsoo karena sikap Myungsoo yang ia tidak tahu kapan berubah, kehamilannya sangat amat riskan dan lemah. Jika Myungsoo kembali kasar, ia khawatir itu akan menyebabkan buruk pada janinnya. Untuk itu, Soojung mengenyampingkan perasaannya demi sang anak.
Ia akan memulai hidup barunya, memulai semua dari awal, bersama keluarga barunya nanti. Demi anak yang ia kandung. Tanpa ada seorang yang tahu tentang itu.
***
Woohyun berlari cepat menuju apartemen Myungsoo . Gila ini gila, kenapa Soojung menjadi seperti ini? Kenapa gadis baik dan lemah lembut itu tega melakukan semua ini pada Myungsoo . Padahal gadis itu tahu, kalau Myungsoo sedang sakit, dan psikis nya masih amat rapuh.
“aishhh…” Woohyun kesal, saat pintu lift tak kunjung terbuka. Karena khawatir terjadi sesuatu pada Myungsoo setelah ia ditelpon Myungsoo tadi dan Myungsoo yang berteriak-teriak padanya. Ia pun memutuskan menaiki tangga darurat.
Secepat mungkin ia harus sampai sebelum terlambat, karena seseorang yang mengidap multiple kepribadian itu tidak boleh stress atau sendiri, jika itu terjadi, maka nyawa menjadi taruhannya.
Oh, sungguh Woohyun meremang kembali mengingat ucapan dokter kejiwaan Myungsoo yang baru saja ia temui. Sebagai sahabat, tentunya ia tidak ingin sesuatu terjadi pada Myungsoo . Terlebih lagi, kini Myungsoo sudah tidak memiliki keluarga dekat selain dirinya.
BRAKKKKK
“KIM MYUNGSOOOOO”
**To Be Continue**
A/N : haiiii.. haloo setelah sekian lama akhirnya aku baru bisa update kelanjutannya, sebelumnya maaf ya kalo lama. Dan maaf juga kalau akhirnya jadi kaya gini chapter 2 nya.. mohon maaf kalo banyak kata yang ngejlimet maaf juga kalo masih banyak kekurangan dan lain sebagainya… sekali lagi semoga kalian suka yaa.. salam myungsoojung shipper *bow
Aaaaaa kenapa soojung eonnie jahat banget sih sama myungsoo oppa? Kan kasian myungsoo oppanya -_- kenapa nikahannya harus sama min hyuk? Aaaaaa gak rela, semoga oppa myungsoo sehat-sehat aja dan gak terjadi apa-apa dengannya hehehe 😀 lanjutannya jangan lama-lama ya author, suka myungstal shiper 😀
haii.. makasih ya udh mampir,,
oke dehh.. diusahakan secepatnya hehee…
huuuuh :'(….
sedih bacanya, smoga aja myungsoo ga bunuh diri deh.trs aku lebih suka myungsoojung daripada soojung sama minhyuk. ah ga rela…..
next part nya jgn lama2 kakak author 😉
hehe.. terimakasih sudah mampir..
ditunggu aja chap berikutnyaaa hihi
aduh konfliknya tambah ribet,next chapter ditunggu eonni
siappp dehh…
yaampun itu si myungsoo kenapa duh soojung kamu balik lagi aja sama nmyungsoo kan kasian dia
makasih udh mampir ^^
duh kenapa saya gemetar saat baca ini?
knpa soojung gk sma myungsoo aja?
semoga gk lama lama ngepost nya.
hehe iya ditunggu aja yaa.. makasihudh mampir
sumpahh aku baru baca ff ini dann aku bacanya merindingg sangkinn penasaraanyaaaaaaa
wahh… makasih udh mampir 🙂
Keren banget ceritanya, pertama kali baca sampai akhir,,aku sempet merasa ingin nangis,,, aku tunggu kelnjutan ff nya ya,,yang aku harapkan semoga myungsoo sama soojung bisa sama sama lagi…